Profesi Social Media Specialist, Apa saja Job Desc-nya?

Saat ini, social media berkembang sangat pesat dan masif. Saking pesatnya, tak hanya bermunculan berbagai platform baru, tetapi juga muncul berbagai profesi baru. Misalnya seperti selebgram, Content Creator, hingga Social Media Specialist. Profesi ini hadir karena semakin melebarnya fungsi social media itu sendiri. Dari yang awal kemunculannya hanya sebatas platform untuk connecting dengan teman secara online, kini merambah ke networking dan promoting. Baik itu untuk personal, korporat, UMKM, instansi pemerintah, dan sebagainya.

Melebarnya fungsi social media pun membuat lowongan kerja, seperti Social Media Specialist, banyak berseliweran di internet. Terlebih, profesi ini cukup digandrungi oleh Gen Milenial dan Gen Z, mengingat generasi ini sangat melek dengan internet. Tapi, sebenernya apa sih profesi Social Media Specialist itu? Apa saja job desc-nya? Berikut, Freeflow jabarkan detailnya.

Apa itu Social Media Specialist?

Social Media Specialist adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk membuat dan membagikan konten digital di berbagai social media. Tujuan pembuatan konten digital ini pun beragam. Ada yang ingin membangun kesadaran merek (brand awareness), mendorong penjualan secara online (sales), menjaga loyalitas konsumen (brand loyalty), dan lainnya.

Job Desc Seorang Social Media Specialist

Tak hanya mengunggah konten, tapi ada tanggung jawab lain, seperti:

1. Membuat Content Plan

Content Plan (CP) adalah perencanaan konten untuk periode waktu tertentu (misal per bulan). CP biasanya terdiri dari beberapa Content Pillar, yaitu objektif dari konten yang akan dibahas, sesuai dengan marketing funnel. Beberapa contoh Content Pillar yang paling umum adalah promosi, edukasi, entertainment (hiburan)/engagement, dan sebagainya.

Di dalam CP, konten hanya berupa ide, belum dalam bentuk caption ataupun visual. Tujuan pembuatan CP adalah agar konten dapat terdistribusi dengan baik, di hari yang tepat, dan tidak bertabrakan satu konten dengan konten lainnya.

2. Membuat Editorial Plan

Editorial Plan (EP) merupakan pengembangan dari Content Plan. Di tahap ini, Social Media Specialist akan mengeksekusi ide konten menjadi konten yang utuh, yang terdiri dari caption dan juga visual (tentunya dengan bantuan Graphic Designer).

Dalam EP, Social Media Specialist harus crafting kata-kata yang bukan hanya jelas, tetapi juga menarik buat audiens, baik itu dalam bentuk caption mapun copy visual. Social Media Specialist juga harus menjabarkan dengan detail jam posting masing-masing konten, di tahap ini.

Tujuan pembuatan EP adalah agar semua konten sudah siap tayang, jauh sebelum hari H. Dengan demikian, kita terhindar dari kemungkinan adanya typo, telat posting, ataupun kesalahan-kesalahan lainnya. Karena crafting caption dan visual yang baik itu butuh waktu.

3. Mengelola Social Media

Tak hanya melakukan perencanaan, seorang Social Media Specialist juga mengelola social media. Baik dalam hal scheduling dan posting konten, hingga berinteraksi dengan audiens (membalas komentar dan DM).

Social Media Specialist menjadi garda terakhir yang ngecek caption maupun visual sebelum akhirnya naik di Social Media. Jadi mereka harus teliti dalam memeriksa jika ada typo ataupun kata-kata yang hilang, baik di caption maupun visual. Mereka juga yang bertugas mendelete postingan jika ternyata ada kesalahan.

4. Membuat Social Media Report

Report disusun dengan mengambil data melalui Instagram atau Facebook Insight, TikTok Analytics, atau menggunakan tools tambahan, seperti Hootsuite, Sprout Social, dll. Report ini sangat penting untuk dibuat mengingat hasil report dapat dijadikan acuan bagi akun, baik personal maupun brand, untuk menentukan strategi konten selanjutnya.

Dalam report, kita bisa melihat jenis postingan seperti apa yang audiens kita suka, jenis visual yang kayak gimana yang menarik perhatian audiens, sampai jam berapa atau hari apa sebaiknya kita upload konten. Selain itu, kita juga bisa melihat apa saja yang sudah dilakukan kompetitor kita, apa saja yang sedang trend, dan lain sebagainya.

5. Melakukan Kolaborasi dengan Influencers dan KOL (Key Opinion Leader)

Ketika ada campaign, seorang Social Media Specialist juga akan melakukan kolaborasi dengan influencer dan KOL. Dimulai dengan melakukan riset influencer dan KOL yang potensial, memberikan brief untuk materi konten digital hingga memastikan konten diunggah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Objektif dari kolaborasi dengan influencer dan KOL bisa sangat beragam, bahkan dalam satu campaign. Ada yang objektifnya sekadar brand awareness, ada yang objektifnya meningkatkan sales menggunakan kode tertentu, ada juga yang objektifnya untuk ngeboost sebuah event atau digital activity tertentu, dan lain sebagainya. Apapun itu, kolaborasi harus bisa memperluas jangkauan dari akun yang berkolaborasi.

Menjadi seorang Social Media Specialist tidak sesimpel kelihatannya. Profesi ini tak hanya terbatas pada posting konten digital saja, tetapi juga melalukan perencanaan, mengelola, membuat report hingga melakukan kolaborasi dengan Influencers dan KOL. Profesi ini perlu memiliki skills yang kreatif, cepat tanggap (terutama saat situasi krisis), dan bisa cepat beradaptasi. Jadi, apakah kamu tertarik untuk menjadi seorang Social Media Specialist?